Ditangerang anak orang tua tidak mampu, Motor baru anaknya di sekolahan SD Sukadiri dapat bantuan dari pemerintah.

 Kriminal, Pendidikan

 

Jakarta, matapost.com

Kini Anita dari Komisi X DPR-RI menyorot, bahwa dana yang di salurkan ke pihak anak yang tidak mampu tidak tepat sasaran.

Minsalnya, Heboh di Tangerang, Banten ibu-ibu tentang BIP anak yang orang tua kerja sebagai serabutan tidak dapat bantuan BIP.

Terus kata Ibu ini, kenapa orang tuanya rumah bertingkat dan mobil mewah dapat bauntuan BIP.

“Sedangkan yang suamanya bekerja tukang kulih tidak dapat bantuan BIP”, katanya Supriyadi (56).

Dana sebesar Rp 25 Triliun untuk bantuh anak yang miskin pun juga tidak tepat sasaran.

Ada orang tua punya mobil mewah, suaminya kerja di Bandara Sukarno Hatta (Soeta) gaji 10 juta, menerima bantuan BIP.

Anak dan orang tua yang kerjanya serabutan tidak dapat bantuan BIP.

Terus bagai mana caranya penilaian pihak Kemendikbud menilai yang dapat bantuan dana APBN?Hal ini rumah ber tingkat, bisa beli mobil baru.

“Motor baru anaknya di sekolahan SD Sukadiri dapat bantuan dari pemerintah”, katanya Ibu Dasupar (50).

Menurutnya, sebelah rumahnya tukang cabe di pasar ga dapat apa

“Jika tak bisa kerja, ya berhenti sajalah menjadi kemendikbud riset”, katanya Anita DPR RI Komisi X tentang menangani Bidang pendidikan Nasional.

Menurutnya, Saking kesalnya, Anita meminta agar pimpinan Komisi X DPR RI melayangkan rekomendasi ke KPK agar memeriksa anggaran di Kemendikbud dari tahun 2021 sampai saat ini.

“Saya minta bapak ibu pimpinan, kita berikan rekomendasi kepada KPK, periksa apa yang ada di Kemendikbud karena ini ada banyak persoalan, PIP, KIP, dana bos, banyak hancur ini.

Tolong ibu saya minta ke pimpinan, kita berikan rekomendasi ke KPK, periksa dari tahun 2021, 2022. 2023. Enggak usah tambah anggaran kalau memang banyak korupsi, uang negara habis bukan untuk rakyat,” ujarnya dengan kesal.

Terakhir, dia menegaskan bahwa tidak perlu ada penambahan anggaran untuk Kemendikbud dalam alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Pasalnya, masih banyak persoalan realisasi anggaran sebagaimana telah dijabarkannya.

“Jadi kalau kita mau bicara soal anggaran Pak, jangan ditambah. Tuhan juga tidak ingin semua uang negara ini hilang,” kata Anita dengan tegas.

“Saya yakin dan percaya sampai ini anggaran turun karena Tuhan itu lihat air mata orang miskin.

Jadi kalau anggaran turun jangan marah, mungkin inilah kehendak Tuhan supaya kita koreksi diri, stop dan bertobat kalau mau lihat bangsa ini baik,” ujarnya melanjutkan.

Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi X pada Rabu, 5 Juni 2024, Kemendikbud Ristek mengusulkan tambahan anggaran tahun 2025 sebesar Rp 25 triliun, dikutip kompas.com.

Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek Suharti mengatakan, usulan tambahan anggaran itu disampaikan karena jika dilihat dari pagu berjalan tahun 2024, pagu indikatif tahun 2025 telah terjadi penurunan yang signifikan.

(Prayitno / sahat)

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan