Pemkab Madiun dan uni eropa perkuat kolaborasi beras/kopi berkelanjutan lewat switch -asia low carbon rica project.

 Daerah, Hukum

Madiun, matapost.com.

Pemerintah Kabupaten Madiun menjalin kerja sama strategis dengan Uni Eropa untuk memperkuat produksi beras dan kopi berkelanjutan melalui proyek SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project.

Kolaborasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya mengembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan mendukung ketahanan pangan daerah.

Pertemuan bilateral berlangsung di Pendopo Ronggo Djumeno, Kabupaten Madiun, Selasa (01/07), sebagai bagian dari rangkaian kunjungan delegasi Uni Eropa ke sejumlah wilayah di Jawa Timur.

Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E. Denis Chaibi, bersama tim delegasi negara-negara anggota Uni Eropa.

Mereka disambut langsung oleh Bupati Madiun, Hari Wuryanto, S.H., M.Ak., Wakil Bupati Purnomo Hadi, Sekretaris Daerah Kabupaten Madiun Tontro Pahlawanto, serta Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Madiun, Sumanto.

Acara ini juga dihadiri jajaran Forkopimda, kepala OPD Kabupaten Madiun, serta perwakilan dinas terkait.

Dalam sambutannya, Denis Chaibi menyampaikan bahwa proyek ini merupakan bagian dari komitmen Uni Eropa untuk mendorong konsumsi dan produksi berkelanjutan (Sustainable Consumption and Production/SCP) di kawasan Asia.

SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project didanai langsung oleh Uni Eropa dan dijalankan oleh organisasi Preferred by Nature, bekerja sama dengan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) dan Kopi Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP).

“Program SWITCH-Asia menekankan komitmen kami terhadap kemitraan berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat dan bumi. Proyek ini mendukung transisi industri beras ke praktik yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan inklusif,” ujar Denis.

Sejauh ini, proyek telah memberikan pendampingan dan fasilitasi kepada lebih dari 150 penggilingan padi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk Kabupaten Madiun.

Fokus utama program ini adalah memperkenalkan teknologi pascapanen rendah emisi, mengganti mesin berbahan bakar diesel dengan mesin berbasis energi listrik.

Demi mengurangi jejak karbon, menurunkan biaya produksi, dan meningkatkan pendapatan petani dan pengusaha lokal.

Sementara itu, Bupati Madiun, Hari Wuryanto, mengatakan sangat menyambut baik kerja sama tersebut dan menilai proyek tersebut sangat sejalan dengan visi pembangunan pertanian di wilayahnya.

“Pendekatan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berbasis pemberdayaan masyarakat dan inovasi teknologi, merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan krisis pangan global,” ujar Bupati.

Ia juga menambahkan bahwa Kabupaten Madiun memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan ekosistem pertanian yang produktif, efisien, dan berkelanjutan dengan mengedepankan sinergi antara teknologi modern dan kearifan lokal.

Proyek SWITCH-Asia merupakan inisiatif utama Uni Eropa yang telah berjalan di 42 negara di Asia, Timur Tengah, dan Pasifik, dengan total 158 proyek yang telah didanai sejak diluncurkan.

Proyek-proyek ini melibatkan lebih dari 500 mitra di Asia dan Eropa, dan secara langsung maupun tidak langsung memberikan dukungan pada lebih dari 80.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Kabupaten Madiun dapat menjadi contoh sukses dalam implementasi pertanian rendah karbon dan menjadi pionir transformasi sektor pangan berkelanjutan di Indonesia jelasnya.

(markum)

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan