Kapolres Tangsel Dilaporkan ke Propam Polri karena Diduga Halangi Eksekusi Rumah,

 Daerah, Kriminal

Tangerang Selatan, matapost.com

Heboh video yang memperlihatkan seorang pengacara bersitegang dengan Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel) AKBP Sarly Sollu beredar luas di media sosial. kamis, (31/03)

Hal itu terjadi diduga karena Sarly menghalangi proses eksekusi rumah. Yang sudah inkrah putusan pengadilan Negeri Tangerang

Kejadian itu berbuntut panjang hingga pengacara tersebut melaporkan Sarly ke Divisi Propam Mabes Polri atas dugaan pelanggaran kode etik pada Jumat (18/3/2022).

Sarly diduga telah melanggar Hukum Acara Perdata dan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Kepolisian Republik Indonesia.

Menanggapi itu, Sarly mengatakan siap menghadapi laporan tersebut. Dikutip dari kompas.com

“Hal pelaporan itu sudah sesuai dengan mekanisme yang ada. Jika ada masyarakat yang tidak puas terhadap anggota Polri, ya melapornya ke Propam,” ujar Sarly saat dikonfirmasi, Selasa (29/3/2022).

“Kami siap, karena itu tanggung jawab saya,” lanjutnya Kapolres mempersilahkan pengacara melaporkanya.

Sebelumnya, kuasa hukum pemilik rumah Fahra Rizwari, Swardi Aritonang, menilai, Sarly telah menghalangi proses eksekusi sehingga menghentikan proses eksekusi perdata yang sedang berlangsung.

Adapun proses eksekusi yang diamanatkan Pengadilan Negeri Tangerang itu sedianya dilaksanakan pada 9 Maret 2022 di Jalan Keuangan, Perumahan Astek, Lengkong Gudang Timur, Serpong, Tangsel.

“Hingga berakibat klien kami saat ini, Fahra Rizwari, belum dapat obyek tersebut sekalipun telah dilaksanakan eksekusi. Percuma saja semua proses hukum eksekusi ini kalau rumah kami yang telah dibeli dari kantor lelang negara ini belum bisa dikuasai,” ujar Swardi, Senin (28/3/2022).

Swardi sangat menyayangkan peristiwa ini karena proses hukum yang dilalui kliennya sudah panjang hingga memakan waktu 1,5 tahun.

Swardi menuturkan, saat itu Sarly meminta eksekusi ditunda selama sepekan. Alasannya, karena termohon sedang dalam masa isolasi mandiri (isoman).

Padahal, pengacara tidak menerima bukti hasil tes Covid-19 dari termohon, dan ketika termohon diminta untuk melaksanakan tes Covid-19 sebagai bukti, termohon pun menolak.

“Saat ini Pengadilan Negeri Tangerang telah menyatakan eksekusi selesai karena secara hukum penetapan eksekusi telah dibacakan. Namun, secara faktanya sampai saat ini surat pengaduan ini kami ajukan, obyek eksekusi secara riil belum diterima oleh klien kami,” ungkap Swardi.

Sampai saat ini bagian eksekusi pengadilan Negeri Tangerang Burhanudin belum bisa di konfirmasi oleh awak media Alasanya salah satu pegawai pengadilan. Pak Burhan sedang mengikuti serah terima jabatan kepala pengadilan negeri Tangerang.

Eksekusi sudah sah di bacakan tetapi pemilik rumah yang baru tidak bisa mengambil haknya. Apakah tanggung jawab bagian eksekusi hanya sampai membacakan berkas eksekusi.

Apapun yang terjadi eksekusi harus selesai dalam penguasaan benda oleh pemilik yang sah.

Redaksi Matapost.com

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan