Jembatan Penghubung Kec. Kemiri dan Kec. Sukamulya ada penghuni bangsawan belanda

 Hiburan, Mestik, News

Tangerang kab, matapost

Menurut Cerita Masyarakat Kemiri Kab. Tangerang, Banten, bahwa jembatan pehubung Kemiri dengan Sukamulya, dulu pada tahun 1945 sampai tahun 1990, jembatan yang di bangun pertama oleh Jawa Barat, itu penuh dengan mesteri, jembatan itu juga sudah 3 kali bangun masa belanda ke jepang.

Jembatan yang lama itu sempat di bom oleh pihak Belanda pada tahun 1932, lalu pada tahun 1946 sempat di hatam lagi oleh sekutu belanda, dan banyak pejuang kita gugur saat itu.

Kata Akih Juesman (80) ia bersependapat, bahwa jembatan ini ada sejarahnya, bahkan ada buaya yang menjaga dan mesteri sepasang suami istri bangsawan meninggal, hilang sampai kelaut.

Pada tahun 2021 ini, para penghuni itu jarang terlihat sejak jembatan itu di bangun pada tahun 2015 lalu. “tetapi penampakan saat magrip dan tengah malam saja dan belau tidak mengganggu warga di sini”, katanya akih Juesman

“Dulu sewaktu saya kecil jembatan ini jarang dilewati anggker dan sram itu sekitar 1958 tahun lalu, terkadang ada orang teriak, manggil-manggil dan bunyi pasukan tentara belanda datang, tolong sembuyi jangan kelaur”, katanya

Menurut Nyi Tuty aswati, (60) memang dulu di sini pada takut lewat, seram, apalagi jalan masih kecil, pas lewat kuda dan jalan kaki pada tahun 1960, kalau sudah malam saja sudah gelap, sudah tidak di luar pada masuk kerumah.

“Kami masih percaya, bahwa mahluk tuhan itu dimana-mana ada, asal kita jangan terkabur dan sombong”, katanya.

Menurut Ibu Saya, pada tahun 1923 tahun lalu, ini adalah tentara belanda lalu lalang habis dari serang menujuh ke benteng (Tangerang-red). Jembatan itu setahu saya sudah 3 kali bangun seumur saya ini.

“Memang ada penghuni di jembatan penghubung dua kecamatan Kemiri dan Sukamulya, disinilah pertemuan-pertemua antara pengembala dan para pedagang mau nujuh ke benteng”, katanya.

Menurut Ust. H. Mastadan Utirta, S.Ag mengatakan benar, bahwa jembatan pengbung Kemiri dan Sukamulya ini adalah zaman dulu patahun 1923 ini adalah banyak para kulih dan bangsawan juga banyak mati disisi.

“Wajar saja, ini ada penunggunya. Dimana Mahluk tuhan selain Manusia itu dimana saja ada, ini banyak warga dan masyarakat itu tidak tahu sejarah, maka jangan melupakan sejarah”, katanya.

(henry/waty/netty/mp)

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan