Mau bekerja sudah tua, Nenek Romla belum mendapatkan bantuan dari pemerintah

 Berita Info, News, Sosial

Tangerang Kab, matapost

Memang hidup ini adalah seperti sandiwara. Terkadang saat masih mudah gagah dan cantik indah, lupa untuk hari tua. Namun sudah tua memang tidak bisa berbuat apa-apa lagi, barulah ingat kepada waktu masih mudah, dan banyak pekerjaan yang belum di selesaikan, banyak angan-angan yang belum terkabul, itu semua adalah hidup manusia.

Seperti Nenek ini sebut saja namanya, Romlah (58) tahun, ia tinggal di sebuah desa Pakualam Kec. Pakuhaji Kab. Tangerang tinggal di rumah Reok, anaknya bekerja di berbagai macam pekerjaan ada tukang kulih bangunan dan ada kuli cucian dan ada juga pegawaian kulih panggilan di Perusahaan kontraktor, minggu (26/09)

Romlah sudah lama di tinggalkan sama suaminya, dan sekarang juga sudah lama menjada. Hidupnya tergantung pada kiriman Anak-anak, dulu pada tahun 2018 sempat menjadi tukang cuci di rumah tangga orang lain, atau sudar kaya di pakuhaji.

Namun, Saat ini beliau sudah tidak kuat lagi bejerja, lantas sudah tua. Kini tinggal sama Anak dan mantunya. sedangkan anaknya bekerja sebagai tukang cuci dan di keluarga yang terhormat di pakuhaji. Pengasilan romlah tergantung pada anaknya yang kirimkan uang.

Untuk bayar lampu (listrik) 400 Wat, bukan romla lagi ini yang bayar anaknya, setiap bulannya Rp.20.000 terkadang sampai bayar 35.000/bulan.

Romlah tidak masak lagi, tidak belanja lagi untuk keperluan rumah tangga, uang yang dikirim sama anaknya yang laki-laki sebatas buat berobat dan jajan. Anak Romla 3 orang, 2 laki-laki 1 perempuan. Namanya kiriman dari anaknya tidak puas, kecauli dari pengasilan sendiri.

Anak-anak Perempuan sebut saja Ribut alais Dewi, sekarang tinggal bersama ibunya, yang sudah tua. Kenapa Ribut tidak mau jauh dari ibunya, karena ibunya sudah, tidak mungkin di tinggalkan di rumah sendiri, takut kenapa-kenapa.

“Ibu sudah tua nak, dulu terakhir bekerja sebagai pembatu Ibu Rumah Tanggah (IRT) di Kampung Duri, dan ibu mau kerja, tetapi tidak boleh sama anak, sudahlah jangan bekerja, ibu sudah tua, kalau ibu kenapa-kenapa siapa yang bertanggung jawab.

Kalau ibu masih bekerja, saya sebagai anak tidak akan mengirikan uang lagi”, katanya Romla nenek ini menirukan omongan anaknya.

Lanjutnya Romla, Senajak suami ibu meninggal lebih kurang 20 tahun yang lalu, hidup ini terasa hampa, tampa ada pedamping, namanya anak, mau kasih ya sekasihnya saja. “Kalau bekerja, ya hasilnya puas walaupun 300.000/bulan.

“Nenek tidak dapat bantuan dari pemda, dari pemerintah pusat, dapatnya bantuan dari anak, sistim bantuan ini bagai mana biar nenek dapat dari pemerintah seperti bantuan Bansos, semabako dan bantuan tunai”, katanya. (henry/matapost)

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan