Jutaan anak anak tidak bisa sekolah. Jutaan orang tua menangis melihat keturunannya ntidak bisa menyicipi pendidikan

 Ekonomi, News, Sosial

Jutaan anak-anak tidak bisa sekolah. Jutaan orang tua menangis melihat keturunannya tidak bisa menyicipi pendidikan. Kesekolah saja sudah malas, seusia 5 sampai 18 tahun untuk menuntut ilmu, tetapi 2 tahun ini menuntut punya Handphon yang bagus.

Jakarta, matapost

Hebabt Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepada kementerian yang dipimpinnya untuk segera menyelesaikan lima isu prioritas perempuan dan anak.

Proritas 1). kekerasan anak dan ibu, 2). mendidik anak dari buta hurup, 3). mengatasi kemiskinan, 4). melarang ibu-ibu bekerja keras, 5). mencegah ibu-ibu stres dan hamil dan mati muda

Jutaan anak anak tidak bisa sekolah. Jutaan orang tua menangis melihat keturunannya ntidak bisa menyicipi pendidikan. Kesekolah saja sudah malas, seusia 5 sampai 18 tahun untuk menuntut ilmu, tetapi 2 tahun ini menuntut punya Handphon yang bagus.

Banyak orang tua prustasi, karena semua belajar, membeli sayur, garam, gula sampai kebutuhan celana dalam juga melalui online, terkadang orang tuanya penusaha, orang tuanya penjabat, tetapi bagaimana buruh cuci dan buruh batu belah/pasir.

Menurut Ny. yanti Tangerang, bagaimana kami ini yang punya pengasilan Rp.300.000/bulan. Sedangkan kuli cuci 1 bulan Rp.300.000 itupun satu tempat. bantar-bantar 2 tempat. “nyeri, nyeri sedangkan tenaga tidak sekuat robot”, katanya yanti.

Pemerintah memberikan bantuan tahun lalu Rp. 300.000 itu juga dana bansos, semejak suami kami-kami itu dengan adanya PPKM yang dagang keliling jual es, sudah tidak menjual lagi. Dengan adanya sekolah berlakukan dering, anak kami 3 orang tidak sekolah.

“Boro-boro kebayar, untuk pembelian Handphone, pulsa saja yang 10.000, terkadang, kebeli terkadang beli cabe untuk kebutuhan penyambung hidup”, katanya.

Ny. Hermany mengatakan, memang kekerasan terjadi di rumah tangga adalah tinggi kebutuhan rumah tangga, sehingga ibu-ibu jadi stres dan cepat emosi. Apamasalah sering terjadi, karena lemahnya ekonomi keluarga akan membuat ibu-ibu cepat marah.

“kalau ibu-ibu cepat stres karena kebutuhan mendesak tidak terpenuhui akan timbul suami melakukan enteng tangan”, katanya.

Menurut Ny. Yeni (45) mengatakan, kekerasan juga bisa terjadi karena kesibukan ibu-ibu di rumah melebihi ndari pekerja suami. setelah suaminya pulang bekerja, akan timbul yang baik, tetapi kemarahahn juga membuat emosional.

Intinya kata yeni, “ekonomi rumah tangga terpenuhui, pendidikan anak tepenuhui, pengasilan suami memadai, itu akan mengurangi kekerasan di rumah tangga”, katanya yeni

“Salah satunya menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada diskusi daring dengan tema menguatkan arah kebijakan dan strategi penghapusan kekerasan terhadap perempuan 2022 yang diselenggarakan Komnas Perempuan di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut kemudian diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 65 tahun 2020 tentang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

“Salah satunya menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada diskusi daring dengan tema menguatkan arah kebijakan dan strategi penghapusan kekerasan terhadap perempuan 2022 yang diselenggarakan Komnas Perempuan di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut kemudian diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 65 tahun 2020 tentang Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (henry/netty/mp/ant)

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan