Oknum diduga Kepala Sekolah SMAN 1 Balaraja membuat gaduh orang tua sekolah, aparat hukum tangkap kepala sekolah.

 Kriminal, Pendidikan

Kabupaten Tangerang, matapost.com

Jeritan hati para siswa dan Siswi yang mencoba masuk ke SMA Negeri 1 balaraja dari SMPN 3 dan SMP N 1 balaraja, telah menjadi noda hitam bagi dunia pendidikan provinsi Banten, (13/07).

Diduga Kepala sekolah berbagai macam cara untuk mempersulitkan anak bangsa bersekolah.

Oknum diduga Kepala Sekolah SMAN 1 Balaraja membuat gaduh orang tua sekolah, aparat hukum tangkap kepala sekolah.

Hal ini terjadi di SMAN1 Balaraja, mempersulit orang tua menyekolahkan anaknya untuk masuk di SMAN.

Bahkan orang tua menyekolahkan anaknya masuk sekolah sangat sulit, aturan yang berbelit-belit.

“Kami minta pada aparat hukum agar kepala sekolah SMAN 1 Balaraja di periksa, sesuai hukum yang berlaku”, katanya Warniman, SH (45).

Menurut Wardiman, bahwa sekolah SMAN 1 Balaraja harus di terapkan sistim jumlah bangku dan jarak tempu, jika itu sudah penuh kenapa di buka lagi, ini membuat gaduh pihak orang tua murid.

Menurut informasi, dimana Akreditasi kedua sekolah tersebut diduga kadaluarsa bukan kesalahan pada anak didik, akan tetapi para tenaga pendidik (guru) yang lalai untuk melakukan pengecekan Akreditasi sekolah jauh jauh.

Hari yang mengakibatkan seluruh siswa siswa yang berprestasi dari kedua sekolah itu kena hukum.

Nilai yang bisa masuk hanya 70 persen, sehingga para siswa dari SMPN1 balaraja dan SMPN 3 balaraja dapat dikatakan KO sebelum bertanding.

Dari informasi yang di himpun para awak media pada saat konfirmasi dengan panitia dengan tegas mengatakan, kita akan tetap mengacu pada juknis.

Namun sama sekali tidak membaca lebih bijak tentang PERMEN NO 1 TAHUN 2021 .yang cukup jelas diterangkan di sana.

Petunjuk juknis diktum 800/200/2023 mungkin kurang dibaca?

Bahkan ada nada sumir beredar mentang mentang punya kerabat penegak hukum sombong nya minta ampun.

Salah seorang siswi dari SMPN 1 balaraja yang berinisial GS mengatakan dengan nada sedih Mengatakan, Mengapa harus kami yang menerima hukuman.

“Tentu, ini jelas kesalahan guru, ” Ucap Gs Dengan berlinang air mata.

Apakah para panitia dan kepala sekolah SMAN 1 Kabupaten Tangerang ini tidak punya anak sehingga, masa bodoh dengan nasib kami ” Katanya

Menanggapi hal itu, Makmur Napitupulu selaku wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) ketika dimintai Tanggapan melalui telepon seluler dengan tegas Mengatakan, panitia dan kepala tertutup mata hatinya.

“Sensara orang tua murid menyekolahkan anak sekolah oleh rasa sok manusia paling benar”, ujar makmur ke media.

“Pernah saya sms ke panitia tentang para nasib anak bangsa tersebut, jawaban hanya ” Telah saya laporkan pada pimpinan” jawabnya .

Hal ini menunjukkan entah siapa yang menempatkan kepala sekolah seperti ini di sekolah yang cukup tua ini yang penuh dengan masyarakat dari seluruh lapisan daerah ada di Balaraja ini.

Dengan kejadian yang menimpa anak bangsa ini, panitia tidak mau berjuang dengan gigih memperjuangkan nasib anak bangsa, cukup hanya balasan sms saya uda lapor pimpinan ujar panitia .

Sudah 2 tahun lalu pernah terjadi sman1 balaraja juga menolak juara umum smpn 1 balaraja namun saya tetap berjuang ada satu panitia yang berhati mulia berkata di pecat pun saya siap asal anak bangsa ini berada di jalur pendidikan dan sekolahyang benar.

Adanya perjuangan panitia tersebut membuahkan hasil anak tersebut yang mewakili propinsi Banten ditingkat nasional dan selalu membuat harum nama SMAN 1 Kabupaten Tangerang.

Namun guru tersebut tidak pernah di sebut, itulah baru pahlawan tanpa tanda jasa.

“Bukan seperti kepala sekolah sekarang ini hanya enak duduk di kursi empuk”, katanya.

Piter siagian/matapost

Author: 

Related Posts

Tinggalkan Balasan